Selasa, 10 Maret 2015

Apakah itu bukan keberuntungan?

Dulu, dulu sekali.
Aku pernah merasakan perasaan aneh itu. Saat di mana kupikir hanya kata "baka" (Japanese=bodoh) yang terlintas saat pertanyaan itu terlontar dari mulutmu. Sederhana wicaranya, tapi begitu rumit kuterima.

"Kau menyukai dia ya?"

Baka. "Kenapa bisa berpikir seperti itu?

"Hanya ingin bertanya saja. Sepertinya kau memang menyukainya"

Baka. "Jangan terlalu percaya diri. Aku tak menyukainya"

"Percaya diri? Aku memperhatikan, dan kupikir kau sudah mengutarakannya"

Baka. "Jadi kau tahu saat itu aku menanyakan apa dia sudah punya pacar atau belum? Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Itu ulah teman-temanku."

Lalu seketika kau pergi begitu saja. Seperti angin yang memang hanya datang untuk memberikan sensasi dingin, lalu pergi setelah keinginannya tercapai. Tapi jujur, aku tak suka perasaan dingin seperti itu. Menenggelamkan namun tidak membunuh. Hanya membuatku terombang-ambing di tengah air tanpa bisa menyentuh dasar atau menyeruak ke permukaan laut.

Setelah bertahun-tahun, kupikir aku sudah terbiasa dengan perasaan itu karena terpaksa melanjutkan hidup bersama. Menjadi bagian dari rasa itu. Tapi selayaknya gelombang yang terkadang menghampiri, sensasi dingin perasaan itu bisa menjadi sangat dingin hingga memilukan saat dia menginginkanku merasakannya.

Kuharap itu hanya ada di dunia fiksi aksaraku. Semoga kau aman tersimpan dan nyaman untuk terus berada hingga tahun-tahun selanjutnya. Sampai aku tahu bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri dari dunia fantasi ini.
Tetaplah ada sampai nanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar